Manja menghardik tuan
tempat kami semak belukar
mereka datang mengekang
bual penuh basa basi Tuan hanya menutup mata
kedua telinga melebar ke gunung
kami keluh dari sini
kejauhan mata tak terjangkau
tangis pecah di sudut ruang kecil
sebutir dan segudang makan pun tiada
kau menantang kami dengan nyali kecil
mereka bungkam mulut petang nanti
dalam tanah gemuruh keluh
menggoyah semua sendi di atas bumi
demi menghasut nurani
melangit mereka keluh
pacah pecah keluh
basuh peluh damai tak sampai
kami disini bekan di jajah
kau hardik tanpa henti
belum datang malam kembali
cerita dua tiga kata tak bermakna
dari sela-sela suara bising
kau tiupkan di jiwa kami kekuatan
mengadili rasio tak mungkin
membunuh asa biasa
bak runcing bambu perang 45
kau suruh kami berlutut
kami pecahkan keluh
kau bilang kami lemah
lalu lupa ini melayang
menerawang nasip 1 juta anak
sampai matahari datang besok pagi
belenggu nasib menguak
pecahkan keluh di taring-taring beku
dan kami punya 1000 peluru
tempat kami semak belukar
mereka datang mengekang
bual penuh basa basi Tuan hanya menutup mata
kedua telinga melebar ke gunung
kami keluh dari sini
kejauhan mata tak terjangkau
tangis pecah di sudut ruang kecil
sebutir dan segudang makan pun tiada
kau menantang kami dengan nyali kecil
mereka bungkam mulut petang nanti
dalam tanah gemuruh keluh
menggoyah semua sendi di atas bumi
demi menghasut nurani
melangit mereka keluh
pacah pecah keluh
basuh peluh damai tak sampai
kami disini bekan di jajah
kau hardik tanpa henti
belum datang malam kembali
cerita dua tiga kata tak bermakna
dari sela-sela suara bising
kau tiupkan di jiwa kami kekuatan
mengadili rasio tak mungkin
membunuh asa biasa
bak runcing bambu perang 45
kau suruh kami berlutut
kami pecahkan keluh
kau bilang kami lemah
lalu lupa ini melayang
menerawang nasip 1 juta anak
sampai matahari datang besok pagi
belenggu nasib menguak
pecahkan keluh di taring-taring beku
dan kami punya 1000 peluru
Hairil. S