Selamat datang di Blog Sederhanku

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAN DAERAH AIR MINUM KOTA TERNATE : Oleh Haryanto SE

Rabu, 08 Januari 20140 komentar



BAB I
PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Sumber daya manusia menempati posisi penting  dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi yang telah direncanakan. Oleh karena itu usaha yang harus dilakukan organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya atau pertumbuhannya semakin tergantung pada pengelolaan sumber daya manusianya. Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor yang paling penting dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia yang sesuai dengan aktivitas dan kegiatan organisasi yang dijalankan. Organisasi menyadari bahwa usaha mengelola sumber daya manusianya tidak berhenti pada suatu anggapan orang merupakan aset penting, tetapi menterjemahkan keyakinan ini ke dalam praktek dan prosedur manajemen sumber daya manusia sehari-hari.

Peningkatan prestasi kerja sumber daya manusia tergantung pada peran motivasi yang diberikan pemimpin dalam mengarahkan perilaku bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif karena itu pemberian motivasi bagi karyawan organisasi perlu diatur dan dibenahi kembali. Jika pemimpin kurang memperhatikan terhadap cara-cara pemberian motivasi bagi karyawan atau bawahannya maka berdampak rendah prestasi kerja bawahan. Kurangnya motivasi karyawan dapat dilihat dari seringnya karyawan tidak masuk kerja, akibatnya tugas utama mereka sebagai karyawan yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak dapat maksimal.
Motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberikan daya, memberikan arah dan memelihara tingkah laku. Motivasi merupakan suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi dalam diri seseorang. Motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Dengan motivasi dimaksudkan daya perangsang  kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya. Manullang, 1982 dalam (Prabu, 2005:20).
 Motivasi dikatakan penting, karena pimpinan atau manajer itu tidak sama dengan karyawan, karena seorang pimpinan tidak dapat melakukan pekerjaan sendiri. Keberhasilan organisasi amat ditentukan oleh hasil kerja yang dilakukan orang lain (bawahan). Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang manajer ia harus membagi-bagi tugas dan pekerjaan tersebut kepada seluruh pagawai yang ada dalam unit kerjanya sesuai hirarkhi. Seorang pimpinan harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, memberikan cukup perhatian, memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja, menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh pegawai.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan dalam bekerja, diantaranya kepuasan kerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan yang terlihat pada sikap positif dan negatif seseorang terhadap pekerjaan tersebut. kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Robbins (1996) adalah suatu sikap seseorang terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan banyak yang diyakini yang seharusnya diterima.
Keadaan yang menyenangkan dapat dicapai jika sifat dan jenis pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan nilai yang dimiliki. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja karyawan adalah terpenuhi atau tidaknya keinginan mereka terhadap pekerjaan (Timmreck, 2001 dalam Muhadi, 2007: 11 ). Apabila dalam lingkungan kerja seorang karyawan tidak mendapatkan apa yang diharapkan diantarannya peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang menyenangkan serta kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka dapat dipastikan kinerja karyawan akan buruk. Pegawai yang mendapatkan kepuasaan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologi yang akan menyebabkan frustasi. Pegawai seperti ini akan Sering melamun, semangat kerja yang rendah, cepat bosan dan lelah, emosi tidak stabil, Sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Yang harus dilakukan (Hasibuan, 2007). Ketika seorang karyawan merasakan Kepuasan dalam bekerja maka seorang karyawan akan berupaya semaksimal Mungkin menyelesaikan pekerjaannya, yang akhirnya akan menghasilkan kualitas Pelayanan yang tinggi dan pencapaian tujuan perusahaan.
Kepuasan   kerja   itu   dapat   dipengaruhi   oleh   beberapa   faktor, menurut Luthans (1995) mengemukakan bahwa faktor­faktor yang mempengaruhi   kepuasan   kerja   dapat   digunakan sebagai job descriptive index (JDI) yang terdiri atas pembayaran seperti gaji, pekerjaan itu sendiri, promosi pekerjaan, kepenyeliaan (Supervisi), dan hubungan rekan sekerja. Dengan diterimanya perlakuan­perlakuan tersebut oleh karyawan maka akan timbul perasaan puas yang pada gilirannya akan timbul sikap komitmen pada diri karyawan terhadap organisasinya sebagaimana dikemukakan juga oleh (Mathis dan Jackson dalam Nugroho, 2009:32).
Robins (1996:40), mengartikan komitmen sebagai derajat sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu instansi dan tujuan-tujuannya dan berniat memelihara keanggotaan organisasi itu. Menurut Mangkunegara (2005:61) komitmen kerja seorang karyawan merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang tearah atau tertuju untuk tujuan organisasi perusahaan.
Dalam suatu organisasi diharapkan adanya komitmen penuh terhadap organisasi,  tidak sekedar ketaatan kepada berbagai ketentuan yang berlaku pada organisasi yang bersangkutan tetapi dalam organisasi mutlak perlu menanamkan keyakinan dalam diri pada karyawan bahwa dengan meningkatkan komitmen penuh pada organisasi, berbagai harapan, cita-cita dan kebutuhan para karyawan akan terwujud dan terpenuhi, Siagian (2001) dalam (Endy 2009:02).
Jadi komitmen karyawan mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Di samping itu komitmen karyawan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif melainkan menyiratkan hubungan pegawai dengan perusahaan secara aktif. Karena pegawai yang menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggungjawab yang lebih dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasinya.
Pegawai yang merasa puas dengan pekerjaanya maka akan memiliki komitmen terhadap organisasi. Imbalan atau gaji yang memuaskan bagi pegawai juga akan menimbulkan komitmen terhadap organisasi. Adanya kesempatan untuk promosi bagi pegawai membuat pegawai merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga pegawai merasa lebih nyaman berada dalam organisasi. Dukungan dan perhatian dari atasan kepada pegawainya membuat pegawai merasa lebih bersemangat dalam bekerja dan merasa nyaman untuk meneruskan keanggotaanya dalam organisasi. Selain itu juga rekan kerja yang saling mendukung akan membuat suasana kerja menjadi lebih kondusif sehingga menimbulkan komitmen organisasi dalam diri karyawannya.
      Peran motivasi serta kepuasan kerja belum terlihat di PDAM Kota Ternate, sesuai dengan hasil pengamatan peneliti didapatkan bahwa peran motivasi yang diberikan oleh pimpinan dinilai masih kurang. Dalam memberikan motivasi kepada pegawai terkadang diberikan hanya sepihak kepada unit-unit tertentu sedangkan unit kerja lainnya seringkali pemberian motivasi tidak pernah dilakukan. Hal ini diperkuat oleh wawancara yang di lakukan oleh peneliti terhadap beberapa pegawai yang mengatakan bahwa di PDAM sendiri pemberian motivasi tidak merata, kurangnya perhatian yang di berikan oleh pemimpin, terlalu banyak tekanan sehingga karyawan merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya,  dorongan motivasi lebih banyak diberikan kepada karyawan yang terbiasa dengan pimpinan dan kurangnya kesempatan yang diberikan kepada karyawan untuk bekerja sama. Karena kurangnya pemberian motivasi  berdampak negatif pada pekerjaan, sehingga kadangkala karyawan tidak merasa puas dan menimbulkan tingkat komitmen yang rendah ini ditunjukan dengan sering terlambat kekantor, pulang sebelum jam kerja selesai bahkan meninggalkan tempat kerja atau keluar dari perusahan.
Dari berbagai argumentasi yang melatarbelakangi tersebut diatas maka peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul “Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada Perusahan Daerah Air Minum  Kota Ternate.
1.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
a.       Apakah motivasi berpengaruh terhadap komitmen kerja karyawan Pada Perusahan Daerah Air Minum Kota Ternate?
b.      Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap Komitmen Kerja karyawan Pada Perusahan Daerah Air Minum Kota Ternate?
c.       Apakah motivasi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen Karyawan Pada Perusahan Daerah Air Minum Kota Ternate?

Share this article :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Support : Gemapadi | Hairil Sadik | Johny Template | Mas Templatea | Noto Mardana
Copyright © 2014. Private Blog Kho Khocez (Irawan Palipun) - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Kho Khocez
Proudly powered by Blogger