Suatu hari seseorang bertanya pada saya, “Pak, harus mulai dari mana nih. Saya sedang susah dan bangkrut, seperti berada di titik nadir”
Saudaraku,
Setiap orang pasti mengalami yang namanya ‘jatuh’. Berada dalam
keadaan yang serba salah. Banyak penyebabnya. PHK, rugi dalam bisnis,
ditipu orang, kecelakaan, sakit, dan lain sebagainya hingga terlilit
hutang yang cukup sulit secara akal untuk dilunasi. Sayapun pernah
mengalami hal serupa. Sehingga, saya sangat bisa memahami perasaan orang
yang bertanya itu, sangat merasakan sampai hati yang terdalam saya.
Terus terang saya merinding sebenarnya ketika harus menjawab pertanyaan
seperti itu.
Dalam keadaan sulit itu, satu hal yang terpenting, yaitu merasa YAKIN
bahwa dari semua yang hilang (harta-kedudukan-popularitas-teman) pasti
masih ada yang DISISAKAN oleh ALLAH SWT sebagai senjata pamungkas agar kita bisa bangkit lagi.
Sesuatu yang tersisa tersebut bisa dalam bentuk apa saja. Bisa simpanan
uang, sahabat, atau bahkan ilmu yang selama ini kita kuasai. Apa
saja…ya, potensi itu bisa dalam bentuk apa saja.
Apa yang harus dilakukan?
Yang harus dilakukan pertama kali adalah: Tenangkan diri.
Ini sebenarnya sederhana sekali. Menenangkan diri itu sangat penting,
karena hanya dengan pikiran yang tenang kita dapat menghasilkan karya
dan solusi yang hebat. Jika diri belum tenang, hati masih diliputi
kegalauan yang amat sangat, alamat apapun yang kita perbuat dan kerjakan
akan menjadi salah melulu, dan tidak akan sampai pada solusi yang kita
inginkan, bahkan akan menambah masalah saja.
Bagaimana caranya menenangkan diri? Wah ini macam-macam. Kalau saya,
saat berada di titik nadir kehidupan, saya akan mengadu pada ALLAH,
setelah itu saya akan datangi orang tua saya, ayah, ibu, mertua. Kepada
ALLAH saya bersimpuh mohon ampun dan berusaha mendekatkan diri
sedekat-dekatnya. Kepada orang tua dan juga mertua, saya mohon maafnya,
mohon restunya, dan bersimpuh dikakinya. Semua itu sangat membantu dalam
proses penenangan diri itu. Dan cara ini terbukti “it works!”.
Yang berikutnya adalah: Jangan menyendiri.
Artinya, dalam keadaan sesulit apapun, usahakan tidak banyak
menyendiri meratapi nasib. Tetaplah bergaul dan bersilaturahmi. Hubungi
kembali sahabat-sahabat lama, saudara-saudara dekat dan saudara jauh.
Mengapa? Karena dengan menyendiri, kita akan merasa bahwa dunia ini
begitu sempit. Seakan semua beban kesulitan dunia ini ada di pundak kita
sendiri.
Yang saya lakukan saat saya terjatuh, saya bersilaturahim ke lebih
banyak orang dibanding biasanya. Saya telepon satu persatu
kerabat-kerabat dan teman-teman saya. Saya buat janji bertemu dengan
mereka. Dan satu hal terpenting: SAYA TIDAK BERKELUH KESAH ketika
bertemu dengan mereka. Benar! Saya hanya benar-benar menjalin silaturahim, dan berbincang seperti biasa sambil sesekali minta saran siapa tau saja ada sesuatu yang bisa dijadikan bisnis. Penting: Jangan berkeluh-kesah, apalagi minta bantuan uang.
Selain kita bersilaturahim pada orang-orang yang sudah kita kenal,
sebaiknya juga, kita berusaha mencari lebih banyak kontak baru, kenalan
baru, guru-guru baru. Lebarkan koneksi semampu kita, kalaupun hari ini
belum terasa manfaatnya, pasti suatu hari akan berguna…
Saudaraku,
Setelah ke ALLAH dan Orang tua, mengapa silaturahim itu penting? Ya,
sangat penting. Karena kita tidak mengetahui dari jalan yang mana ALLAH
akan mengangkat kita kembali. Bisa jadi ide akan muncul saat
berjalan-jalan. Saat bertemu seseorang dan lain sebagainya. Atau siapa
tahu salah seorang kerabat yang kita temui adalah solusi. Misalnya,
ternyata selama ini dia mencari kita karena ada yang dia butuhkan dari
keahlian kita. Nah kan jadi klop. Atau, bisa saja sumber bisnis baru
kita dapatkan setelah kita ngobrol-ngobrol berbagi ide, atau bahkan
lebih dari itu. Who Knows??
Last but not least….
Sebagai seorang yang berjiwa pejuang, pasti tidak ada kata gagal
sebelum kita memutuskan untuk gagal. Gagal bukan karena kita tidak
berhasil dalam suatu hal, tapi gagal adalah karena kita memutuskan untuk
gagal dan berhenti mencoba karena berputus asa.
Sesulit apapun keadaan, cobalah selalu bersyukur pada apa yang sudah
dicapai, dan diperoleh. Dan seperti petuah ustadz Yusuf Mansyur, justru
dalam keadaan sulit, kita harus mampu mengalahkan ketakutan dan
kekikiran yang ada pada diri kita. Banyakin sedekah….